Jumat, 02 Oktober 2015

(Cerpen) - Si Monster Cantik

Diposting oleh Unknown di Jumat, Oktober 02, 2015





Bejo, begitulah ia biasa dipanggil. Pemuda yatim piatu yang hanya tinggal bersama sang nenek di gubuk kecil yang terletak di pulau terpencil yang disebut Pulau Monster. Pulau yang hanya dihuni oleh sedikit orang ini disebut Pulau Monster karena menurut cerita yang berkembang di pulau ini hidup sesosok monster yang sangat menyeramkan. Menurut cerita, monster itu hanya akan keluar di saat senja tetapi hingga kini tidak pernah ada warga setempat yang pernah melihat wujud asli dari sosok yang disebut-sebut sebagai monster tersebut kecuali seorang bocah bernama Miko yang berasal dari keluarga pendatang baru di pulau itu. Ia mengaku pernah melihat sesosok makhluk aneh yang sangat menyeramkan, akibatnya bocah cilik tersebut menjadi trauma. Semenjak kejadian itu, masyarakat Pulau Monster tidak pernah keluar rumah di saat senja. Berbeda dengan warga lainnya, Bejo tidak mempercayai akan sosok monster tersebut, ia memang dikenal sebagai pemuda yang pemberani dan memegang teguh pendirian.
“Mau ke mana Jo?” tanya sang nenek.
“Mau ke pantai Nek, mencari kerang untuk dijual,” jawabnya.
“Tapi ini sudah senja Jo, bagaimana kalau kau bertemu dengan monster itu?”
“Monster apa Nek? Monster itu tidak nyata, bocah itu hanya berimajinasi. Kalian saja yang terlalu percaya padanya.”
“Bagaimana jika monster itu nyata?” kata nenek khawatir, “kau bisa berada dalam bahaya Jo.”
Bejo menjawab, “Aku akan menghadapinya Nek, tak tahu kah kau kalau cucu mu ini adalah petarung yang hebat?” ucap Jo sambil terkekeh.
“Terserah kamu saja Jo, kau memang keras kepala sama seperti ayah mu dulu,” jawab nenek pasrah.
Bejo akhirnya pergi ke pantai untuk berburu kerang. Setelah hampir satu jam mencari kerang, Bejo memutuskan untuk beristirahat di tepi pantai sambil menikmati hembusan angin yang terasa menyejukkan. Tiba-tiba terdengar suara gemerisik dari arah semak-semak.
“Siapa?” teriak Bejo namun tak ada jawaban apapun. “Apakah ada orang di sana?” karena penasaran, Bejo pun akhirnya bergerak mendekati semak-semak tersebut. Selangkah… dua langkah... Bejo semakin mendekati semak-semak itu. Keringat dingin mulai bercucuran di pelipisnya, membayangkan bahwa dibalik semak-semak itu terdapat monster yang selama ini sering dibicarakan.
“Akhhhhh!!” spontan Bejo berteriak karena kaget melihat makhluk aneh yang seluruh badannya tertutupi oleh kain berwarna fuchsia dan hanya menampakkan wajahnya yang terlihat sangat aneh dan menyeramkan itu kini berada di hadapannya.
“Ma... ma... makhluk apa kau?” ucap Bejo terbata-bata, “a…. a… apakah kau hantu?” makhluk aneh itu menggelengkan kepala. “Apa kau mengerti ucapanku?” makhluk itu menganggukan kepala. “Apa kau tidak bisa berbicara?” tanya Bejo kemudian lantaran makhluk aneh itu hanya menggeleng atau menganggukkan kepala tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
“Aku bisa bicara,” ucap makhluk itu pelan namun dapat didengar oleh Bejo. Bejo merasa ada sesuatu yang janggal sebab makhluk aneh itu bisa berbicara layaknya manusia pada umumnya.
“Apa yang kau lakukan di sini? Apakah kau monster itu?” Tanya Bejo lagi namun tidak ada jawaban dari makhluk itu. Bejo pun memberanikan diri mendekati makhluk itu dan betapa terkejutnya ia karena melihat postur tubuh makhluk itu sama seperti manusia. “Makhluk jenis apa kau sebenarnya?” tanya Bejo penasaran, entah keberanian dari mana Bejo semakin mendekat. Tiba-tiba Bejo menarik kain yang dipakai untuk menutupi seluruh tubuh makhluk itu, rasa kaget tak dapat ditutupi bejo karena makhluk aneh itu ternyata adalah seorang manusia yang memakai topeng. “Jadi kau seorang manusia? Bukalah topeng mu!” perintah Bejo, “ku bilang buka!” Makhluk aneh itupun membuka topengnya dan Bejo dikejutkan kembali dengan fakta bahwa makhluk aneh yang sering dianggap sebagai monster itu adalah seorang wanita yang sangat cantik. “K... kau seorang wanita? Apa yang kau lakukan?” Bejo tak dapat menutupi amarahnya, “Selama ini kau sudah menakuti warga pulau ini dan karena ulah mu ini mereka menduga bahwa cerita tentang monster itu benar-benar ada!”
“Aku melakukan semua ini karena aku tidak menyukai para pendatang baru dari kota itu!" jawab wanita itu dengan lantang, "mereka pasti akan merusak pulau ini, aku sengaja menakuti mereka agar mereka pergi dari pulau ini karena pulau ini sangat berarti untukku," wanita itu menghela nafas, "sebab aku lahir dan besar di pulau ini, dulu tidak ada yang berani merusak pulau ini namun kini para penghuni baru itu sering merusaknya,“ jelas perempuan itu panjang lebar.
“Tidak semua para penghuni baru berperilaku seperti itu, kau harus mencoba untuk menerima mereka dan memberikan kesempatan untuk mereka," kata Bejo bijak, "jika mereka ingin merusak pulau ini maka cara untuk mencegahnya bukan seperti ini Nona.”
“Lalu seperti apa? Orang-orang kota itu sangat sombong, mereka tidak akan mau mendengarkan ucapan orang kampung seperti kita.”
“Apakah kau sudah mencobanya?” tanya Bejo yang tak dijawab oleh wanita itu. “Kau pasti belum mencobanya bukan? Kau sudah lebih dahulu menilai mereka buruk tanpa mau mengenal mereka terlebih dahulu, aku akan menjamin kalau mereka tidak akan merusak pulau yang kita cintai ini.”
“Bagaimana jika mereka merusaknya?” 
“Aku yang akan bertanggung jawab nantinya, jadi kau tak usah khawatir,” ucap Bejo, “jadi sekarang berhentilah menakuti warga di sini dengan menyamar sebagai monster.”  
“Baiklah, aku tidak akan menakuti siapapun lagi,” wanita itupun mengalah.
“Bagus, jadi siapa nama mu?” tanya Bejo.
“Nama ku Monster.”




0 komentar:

Posting Komentar

 

SUNFLOWER Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea